Jumat, 14 Oktober 2011

Tulisan

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

"Wellcome to my blog"






POLA HIDUP RASLULLAH SAW


Dalam berbagai aktifitas dan pola kehidupannya, Rasulullah sam memang sudah dirancang oleh Allah SWT sebagai contoh teladan yang baik (al uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk pola makan. Sepintas masalah makan ini tampak sederhana, tapi dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah saw, beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar. Bahkan, berbagai riwayat shahih menjelaskan bahwa rasulullah saw sanggup Rukanah beberapa kali dalam sebuah pertarungan gulat, padahal Rukanah adalah juara gulat Mekkah yang saat itu tak terkalahkan.

Ketika Kaisar Romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah ternyata selama setahun dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tersebut brtanya kepada Rasulullah saw tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit. Rasulullah saw bersabda : “Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali sudah betul-betlul lapar dan apabila makan, kami berhenti sebelum kekenyangan.”

Aktifitas Rasulullah saw yang padat dengan dakwah dan perjuangan menegakkan agama yang masih muda ini, sehingga tiap menit dalam kehidupan Rasulullah saw selalu diisi dengan kegiatan produktif. Rasulullah saw hamper tidak pernah bermalas-malasan, berbicara tanpa tujuan ataupun tidur yang melebihi batas. Siang dan malam waktu  beliau dipadati urusan dakwah dan perjuangan. Aktifitas yang sarat beban ini didukung oleh kondisi fisik yang prima. Dan Alhamdulillah, Rasulullah saw selalu dalam keadaan sehat dan hanya mengalami dua kali sakit selama hidupnya. Pertama, ketika beliau diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah saw di Madinah. Kedua, menjelang wafatnya.

Para ahli kesehatan menilai gaya hidup Rasulullah saw dalam mengkonsumsi makanan, memberikan pengaruh besar terhadap kondisi kesehatan beliau. Kecerdasan Rasulullah saw dalam memilih menu makanan dan mengatur pola konsumsi telah menentukan tingkat kesehatan beliau.

Akhir-akhir ini dunia medis baru menyadari bahwa ternyata pola makan merupakan faktor penentu dari penyakit-penyakit yang diderita manusia. Kebanyakan penyakit disebabkan oleh kacaunya pola makan, dan begitu pula factor penyembuhan penyakit seingkali ditentukan dari pola makan seseorang. Itulah sebabnya sekarang pola makan menjadi bagian dari obat dan penyembuhan.

Dengan mencontoh pola makan Rasulullah saw, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil ghidza). Hal ini jauh lebih baik dan murah daripada kita harus berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang hakekatnya adalah racun. Berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah saw melalui makanan dengan senyawa organik.

Kita mengenal ungkapan “mencegah lebih baik dari mengobati”.  Mengenal serta meneladani pola makan Rasulullah saw merupakan langkah aplikatif dan tindakkan preventif dari penyakit yang bisa menyerang tubuh kita. Jika kita cermat melihat pola hidup Rasulullah saw, maka akan kita dapati point penting sbb:
Asupan awal ke dalam tubuh Rasulullah saw adalah udara segar dipagi hari. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan (shalat) qiyamullail.  Para pakar menyatakan bahwa udara sepertiga malam terakhir sangat kya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaatuntuk optimalisasi metabolism tubuh. Hal ini jelas sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas dalam aktifitasnya sehari penuh. Orang yang memulai kehipdupan di pagi hari dengan bangun subuh, biasanya menjalani hari dengan penuh semangat dan optimisme. Berbeda dengan orang yang tidak bangun subuh, biasanya lebih mudah terserang rasa malas beaktifitas.

Di pagi hari, Rasulullah saw menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya. Mulut dan gigi merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu. Kita tahu siwak mengandung fluor yang sngat bermanfaat dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. Fluor yang terkandung dalam siwak merupakan fluor alami yang berguna, berbeda dengan fluorsintetik yang dapat membahayakan kesehatan.

Di pagi hari pula Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al-Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh, menunjukkan arti umum dan menyeluruh.  Hal ini berarti pada dasarnya madu bisa menjadi obat atas berbagai penyakit.

Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkaan usus-usus, dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan. Madu juga mengandung mikronutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dalam istilah masyarakat Arab, madu dikenal dengan al hafidz al amin karena bisa menyembuhkan luka bakar.

Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah saw senantiasa mengkonsumsi 7 butir kurma ajwa’ (matang). Rasulullah saw pernah bersabda, “Barangsiapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindung dari racun”. Hal ini berbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah saw pada sebuah percobaan pembunuhan diperang Khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Sementara itu Bisyir ibnu al Barra, salah seorang sahabat yang ikut memakan makanan beracun tersebut, akhirnya meninggal. Tetapi Rasulullah saw selamat dari racun tersebut. Rahasianya adalah 7 butir kurma yang biasa dikonsumsi Rasulallah saw.

Menjelang sore hari, menu Rasulallah saw biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Tentu saja tidak hanya cuka dan minyak zaitun, tetapi dikonsumsi dengan makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan dihari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dcampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh dimusim dingin.

Dimalam hari menu makan malam Rasulullah saw adalah sayur mayur. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah saw selalu mengkonsumsi sana al makki dan sanut. Dalam (kamus Al Munjid, sana dan sanut berarti  jenis tumbuh-tumbuhan, bisa bermakna sayuran atau lalapan. Tetapi sanut bisa berarti pula madu dan keju). Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yag sama, yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari penyakit.



Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat tuk semuanya !

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi  Wabarokatuh.
Syukron !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar